Pendahuluan Keindahan tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut adalah ikan cupang hias. Untuk membudiayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi. Di Wilayah Jakarta Pusat budidaya ikan cupang ada yang dilakukan diatas dak rumah dan dipekarangan yang relatif sempit, dengan menggunakan wadah bekas ataupun kolam bak semen atau akuarium. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan. Wadah Budidaya Pada umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, sedang wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang bisa digunakan antara lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai untuk memijahkan ikan. Ciri-ciri khusus Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain warnanya yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga sering disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan. Ciri ikan jantan untuk dipijahkan : Umur ± 4 bulan Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah. Gerakannya agresif dan lincah. Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit). Ciri-ciri ikan betina : Umur telah mencapai +- 4 bulan Bentuk badan membulat menandakan siap kawin. Gerakannya lambat. Sirip pendek dan warnanya tidak menarik. kondisi badan sehat. Pemijahan dan perawatan ikan Setelah induk cupang hias dipersiapkan begitu pula dengan wadahnya maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemijahan : | |||
| |||
Pembesaran anak | |||
| |||
Pasca Panen | |||
Pasca panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang berkwalitas baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke dalam botol-botol tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta menghindari perkelahian. Setelah usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai terlihat keindahannya dan dapat dipasarkan. -SELAMAT MENCOBA- | |||
Senin, 20 Juni 2011
Budidaya Ikan Cupang Hias
Senin, 13 Juni 2011
Ikan Arwana Super Red
Ikan arwana super red merupakan ikan hias air tawar unggulan. Bentuknya yang indah dengan warna sisik kemerahan, membuat ikan arwana super red banyak disukai orang. Ikan ini juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena harga per ekornya dapat mencapai puluhan juta rupiah.
Habitat asli ikan arwana super red di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Namun ikan ini telah banyak dibudidayakan. Salah satu lokasi budidayanya terdapat di Kranggan, Bekasi, Jawa Barat.
Untuk mencapai lokasi budidaya ikan arwana super red dari Jakarta dapat melalui jalan Tol Jagorawi. Keluar di pintu Tol Cibubur,lalu mengambil arah ke kawasan Kranggan, Bekasi. Tepatnya di Desa Jati Raden. Perjalanan dari pusat kota Jakarta dengan menggunakan kendaraan bermotor memakan waktu sekitar satu setengah jam.
Di tempat inilah budidaya ikan arwana super red dilakukan, diatas lahan seluas 4 ribu meter persegi. Disini terdapat 3 kolam budidaya yang dikelola Bapak Sriyadi, yang diisi puluhan induk ikan arwana super red berusia 8 hingga 10 tahun. Budidaya arwana super red disini dilakukan dengan kerja keras, karena dilakukan di luar habitat aslinya di Kalimantan Barat. Pak Sriyadi telah menekuni usaha ini sejak lebih dari 7 tahun lalu.
Kolam budidaya disini memiliki ukuran 10 kali 30 meter. Agar indukan ikan sehat, airnya dijaga sehingga tetap bersih. Karena apabila air kolam pemeliharaannya tidak jernih, ikan arwana super red mudah terserang penyakit.
Indukan ikan arwana super red diberi makan sekali sehari, pada sore hari. Makanannya kodok dan ulat jerman. Kodok dijadikan makanan karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Sedangkan ulat jerman diberikan untuk mengurangi kandungan lemak, agar tubuh arwana tidak kegemukan.
Di tempat ini juga terdapat kolam tempat pemijahan ikan arwana super red. Kolam diberi pagar dan atap, agar ikan dapat melangsungkan perkawinan tanpa gangguan. Telur ikan arwana super red dierami oleh induk jantan.
Di alam bebas, lama pengeraman sekitar 60 hari. Namun di kolam budidaya ini lama pengeraman disesuai kebutuhan hingga telur menetas. Biasanya sekitar 2 minggu. Selama mengerami telurnya, induk jantan puasa tidak makan.
Anak ikan yang telah menetas kemudian dipindahkan ke akuarium incubator. Kondisi di akuarium ini disesuaikan dengan alam aslinya. Air dibuat memutar karena anakan ikan belum dapat berenang. Anakan ikan dijual setelah berusia 2 bulan dan telah pandai berenang. Pada usia seperti ini anakan ikan mulai tampak keindahannya. Harganya per ekor sekitar 4 juta rupiah.
Anakan ikan kemudian dibesarkan di kolam permanent. Kolam ini diberi pagar dan dibagian atasnya diberi pelindung. Pagar diperlukan agar ikan tidak melompat keluar dari kolam, karena ikan arwana super red sangat suka melompat.
Setelah dewasa, seperti inilah bentuk ikan arwana super red. Sangat indah dan mempesona. Bentuk tubuhnya yang unik dan warna sisiknya yang merah menyala, membuat ikan ini banyak dikoleksi karena diyakini sebagai pembawa keberuntungan.
Para kolektor ikan arwana super red biasanya datang langsung kesini untuk mencari ikan kesukaannya. Para pembelinya tidak hanya kolektor biasa, tetapi juga para tamu negara sahabat. Diantaranya keluarga Sultan Brunei Darussalam. Sebanyak 6 ekor ikan arwana super red berukuran 30 centimeter dibeli oleh Permaisuri Sultan Brunei Darusalam ketika berkunjung kesini.
Para pengunjung dapat melihat ikan arwana super red dewasa di kolam kaca di belakang rumah. Di kolam ini terdapat beberapa ikan arwana super red yang diletakkan di dalam kolam bersama – sama. Berbagai ikan arwana super red di kolam kaca ini terlihat indah dan menarik, sehingga membuat betah siapa saja yang memandangnya.
Memandang liukan tubuh ikan arwana super red memiliki magis tersendiri. Itulah yang membuat ikan ini berharga mahal, dan tidak tergantikan oleh ikan hias lain
Habitat asli ikan arwana super red di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Namun ikan ini telah banyak dibudidayakan. Salah satu lokasi budidayanya terdapat di Kranggan, Bekasi, Jawa Barat.
Untuk mencapai lokasi budidaya ikan arwana super red dari Jakarta dapat melalui jalan Tol Jagorawi. Keluar di pintu Tol Cibubur,lalu mengambil arah ke kawasan Kranggan, Bekasi. Tepatnya di Desa Jati Raden. Perjalanan dari pusat kota Jakarta dengan menggunakan kendaraan bermotor memakan waktu sekitar satu setengah jam.
Di tempat inilah budidaya ikan arwana super red dilakukan, diatas lahan seluas 4 ribu meter persegi. Disini terdapat 3 kolam budidaya yang dikelola Bapak Sriyadi, yang diisi puluhan induk ikan arwana super red berusia 8 hingga 10 tahun. Budidaya arwana super red disini dilakukan dengan kerja keras, karena dilakukan di luar habitat aslinya di Kalimantan Barat. Pak Sriyadi telah menekuni usaha ini sejak lebih dari 7 tahun lalu.
Kolam budidaya disini memiliki ukuran 10 kali 30 meter. Agar indukan ikan sehat, airnya dijaga sehingga tetap bersih. Karena apabila air kolam pemeliharaannya tidak jernih, ikan arwana super red mudah terserang penyakit.
Indukan ikan arwana super red diberi makan sekali sehari, pada sore hari. Makanannya kodok dan ulat jerman. Kodok dijadikan makanan karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Sedangkan ulat jerman diberikan untuk mengurangi kandungan lemak, agar tubuh arwana tidak kegemukan.
Di tempat ini juga terdapat kolam tempat pemijahan ikan arwana super red. Kolam diberi pagar dan atap, agar ikan dapat melangsungkan perkawinan tanpa gangguan. Telur ikan arwana super red dierami oleh induk jantan.
Di alam bebas, lama pengeraman sekitar 60 hari. Namun di kolam budidaya ini lama pengeraman disesuai kebutuhan hingga telur menetas. Biasanya sekitar 2 minggu. Selama mengerami telurnya, induk jantan puasa tidak makan.
Anak ikan yang telah menetas kemudian dipindahkan ke akuarium incubator. Kondisi di akuarium ini disesuaikan dengan alam aslinya. Air dibuat memutar karena anakan ikan belum dapat berenang. Anakan ikan dijual setelah berusia 2 bulan dan telah pandai berenang. Pada usia seperti ini anakan ikan mulai tampak keindahannya. Harganya per ekor sekitar 4 juta rupiah.
Anakan ikan kemudian dibesarkan di kolam permanent. Kolam ini diberi pagar dan dibagian atasnya diberi pelindung. Pagar diperlukan agar ikan tidak melompat keluar dari kolam, karena ikan arwana super red sangat suka melompat.
Setelah dewasa, seperti inilah bentuk ikan arwana super red. Sangat indah dan mempesona. Bentuk tubuhnya yang unik dan warna sisiknya yang merah menyala, membuat ikan ini banyak dikoleksi karena diyakini sebagai pembawa keberuntungan.
Para kolektor ikan arwana super red biasanya datang langsung kesini untuk mencari ikan kesukaannya. Para pembelinya tidak hanya kolektor biasa, tetapi juga para tamu negara sahabat. Diantaranya keluarga Sultan Brunei Darussalam. Sebanyak 6 ekor ikan arwana super red berukuran 30 centimeter dibeli oleh Permaisuri Sultan Brunei Darusalam ketika berkunjung kesini.
Para pengunjung dapat melihat ikan arwana super red dewasa di kolam kaca di belakang rumah. Di kolam ini terdapat beberapa ikan arwana super red yang diletakkan di dalam kolam bersama – sama. Berbagai ikan arwana super red di kolam kaca ini terlihat indah dan menarik, sehingga membuat betah siapa saja yang memandangnya.
Memandang liukan tubuh ikan arwana super red memiliki magis tersendiri. Itulah yang membuat ikan ini berharga mahal, dan tidak tergantikan oleh ikan hias lain
Selasa, 07 Juni 2011
Listrik Dari Belimbing Wuluh
Warga desa Nguntoronadi, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur menemukan listrik yang berasal dari buah blimbing wuluh. Penemunya adalah Sunarto. Dia mampu menciptakan tenaga listrik yang berasal dari blimbing wuluh.
Sebanyak satu kilogram buah belimbing wuluh yang baru dipetik Sunarto, dimasukkan ke blender. Lalu, Sunarto menghancurkan belimbing itu dengan blender hingga menjadi lembut dan berair. Setelahnya, belimbing disaring untuk mendapatkan air sarinya saja. Untuk apa? Sebagai bahan baku tenaga listrik.
Ya, Sunarto sedang membuat energi listrik dengan bahan baku utama belimbing wuluh. Caranya, cukup sederhana. Sari blimbing wuluh dicampur dengan tanah, yang diletakkan di dalam wadah bekas gelas air mineral, yang sudah diberi penghantar listrik. Maka, energi listrik siap digunakan.
“Diambil sarinya. Ini untuk menghindari bau yang yang ditimbulkan dari proses pembusukannya blimbing wuluh. Yang ke dua kita menyediakan gelas mineral bekas, yang nantinya akan digunakan untuk mengisi sel-sel, yaitu diisi dengan campuran antara tanah dan blimbing wuluh.”
Untuk penghantar listriknya berupa seng dan tembaga. Sunarto merangkainya sedemikian rupa, hingga untuk satu sel atau campuran satu gelas mineral, bisa menghasilkan 0,5 volt. Jadi untuk pemakaian lampu kecil misalnya, yang membutuhkan 2 Volt aliran listrik, maka tinggal dibagi saja, menjadi 4 gelas sel.
“Blimbing wuluh itu mengandung asam. Lha asamnya ini yang yang nantinya akan berelektrolisa dengan antara seng dan tembaga tadi,” tambah Sunarto.
Sebenarnya, ide membuat listrik dari belimbing wuluh ini, bermula dari kegerahan Sunarto akan tarif dasar listrik yang terus merangkak naik. Selain itu, banyaknya belimbing wuluh di sekitar rumahnya, juga menjadi salah satu alasan lainnya.
Listrik dari belimbing wuluh, saat ini sudah dinikmati oleh beberapa tetangga Sunarto. Salah satunya adalah Suprihatin. Rumah Suprihatin yang letaknya tepat di sebelah kiri rumah Sunarto ini, sudah dipasok listrik dari belimbing wuluh sejak Maret lalu.
“Waktu itu kan ada pengumuman ya, dasar tarif listrik akan naik. Tentu kami dari warga begini akan resah. Nah, ternyata dengan penemuannya pak Narto dapat membantu sekali, dapat meringankan beban khususnya bagi kami yang berada di pedesaan. Dan saya lihat juga, bahan bakunya kan mudah,” ujar Suprihatin.
Selain murah bahan bakunya, perawatannya pun juga gampang. Cukup memasukkan sari belimbing yang baru dijus ke masing-masing sel. Untuk sekali isi, listrik mampu bertahan hingga sebulan lamanya. Suprihatin sendiri, menggunakan listrik belimbing wuluh ini untuk lampu panjer, radio, dan jam dinding.
Jika seorang Sunarto saja sudah berupaya untuk mengatasi masalah kurangnya pasokan listrik yang terjadi di banyak tempat di nusantara ini? Bagaimana dengan pemerintah setempat? Jubir pemkab Magetan Saif Muchlisun mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan pengkajian terhadap produk Sunarto tersebut.
“Saat ini masih melakukan pengkajian, penelitian, juga pemanfaatan dari teknologi tepat guna tersebut. Apakah itu nanti bisa kita kembangkan lebih lanjut, syukur-syukur kalau nanti tetep kita bisa memanfaatkan penemuan yang penemuan dari warga asli Magetan itu. Untuk kita jadikan sebagai teknologi tepat guna, dalam rangka mengatasi kekurangan energi kita. Jadi ada salah satu solusi, tinggal sekarang mengembangkan.”
Listrik belimbing wuluh ini, memang sangat membantu. Namun, kemasan yang cukup banyak memakan tempat dan sulit untuk dibawa ke mana-mana, menjadi kelemahan yang perlu segera dicari solusinya. Seperti radio misalnya, Sunarto memerlukan 60 gelas atau 60 sel untuk bisa menyalakannya
Senin, 06 Juni 2011
Minapolitan Tuna Terganjal Kendala
Pacitan, Kompas - Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mengembangkan kawasan minapolitan tuna di Pacitan, Jawa Timur. Namun, hanya satu pelabuhan perikanan dari total 17 pelabuhan di Pacitan yang dikembangkan untuk tuna.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Pacitan, Selasa (8/6), mengemukakan, pihaknya akan intervensi untuk mendorong Pacitan menjadi kawasan minapolitan melalui koordinasi dengan lintas kementerian.
Total produksi ikan tuna di Pacitan tahun 2009 sebanyak 1.688 ton atau senilai Rp 7 miliar. Tahun 2008, produksi ikan tuna 1.181 ton, tahun 2007 sebanyak 1.185 ton.
Program minapolitan merupakan kawasan ekonomi berbasis komoditas unggulan. Setiap kawasan terdiri dari sentra produksi terintegrasi dengan fasilitas pengolahan ikan, pemasaran, serta jasa layanan kesehatan dan sosial.
Tahun 2009, pemerintah menetapkan 41 kawasan minapolitan. Saat ini harga ikan tuna di Pacitan rata-rata Rp 7.000 per kilogram dan hampir seluruhnya diekspor.
Harga itu lebih murah ketimbang lele yang di kisaran Rp 9.500-Rp 13.000 per kg. Wakil Bupati Pacitan G Soedibjo mengemukakan, pengembangan perikanan hulu ke hilir hingga kini masih menghadapi kendala.
Saat ini terdapat 11 pelabuhan pendaratan ikan dari total 17 pelabuhan di Kabupaten Pacitan tidak memiliki akses ke jalan umum, sementara fasilitas pendaratan ikan tidak memadai.
Sementara itu, industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumah tangga belum didukung oleh kontinuitas pasokan bahan baku ikan dan udang. Padahal, masa produksi ikan masih bergantung musim, khususnya hasil tangkapan.
”Pada masa paceklik ikan, industri pengolahan tidak bisa berproduksi,” ujar Soedibjo. Masa paceklik ikan berlangsung pada Januari-April, antara lain produksi tuna, layur, bawal, dan marlin.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pacitan Indartato mengemukakan, hingga kini belum ada pabrik pengolahan tuna. Selain itu, penyaluran kredit bagi nelayan masih sangat minim sehingga sulit meningkatkan kapasitas produksi. (LKT)
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Pacitan, Selasa (8/6), mengemukakan, pihaknya akan intervensi untuk mendorong Pacitan menjadi kawasan minapolitan melalui koordinasi dengan lintas kementerian.
Total produksi ikan tuna di Pacitan tahun 2009 sebanyak 1.688 ton atau senilai Rp 7 miliar. Tahun 2008, produksi ikan tuna 1.181 ton, tahun 2007 sebanyak 1.185 ton.
Program minapolitan merupakan kawasan ekonomi berbasis komoditas unggulan. Setiap kawasan terdiri dari sentra produksi terintegrasi dengan fasilitas pengolahan ikan, pemasaran, serta jasa layanan kesehatan dan sosial.
Tahun 2009, pemerintah menetapkan 41 kawasan minapolitan. Saat ini harga ikan tuna di Pacitan rata-rata Rp 7.000 per kilogram dan hampir seluruhnya diekspor.
Harga itu lebih murah ketimbang lele yang di kisaran Rp 9.500-Rp 13.000 per kg. Wakil Bupati Pacitan G Soedibjo mengemukakan, pengembangan perikanan hulu ke hilir hingga kini masih menghadapi kendala.
Saat ini terdapat 11 pelabuhan pendaratan ikan dari total 17 pelabuhan di Kabupaten Pacitan tidak memiliki akses ke jalan umum, sementara fasilitas pendaratan ikan tidak memadai.
Sementara itu, industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumah tangga belum didukung oleh kontinuitas pasokan bahan baku ikan dan udang. Padahal, masa produksi ikan masih bergantung musim, khususnya hasil tangkapan.
”Pada masa paceklik ikan, industri pengolahan tidak bisa berproduksi,” ujar Soedibjo. Masa paceklik ikan berlangsung pada Januari-April, antara lain produksi tuna, layur, bawal, dan marlin.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pacitan Indartato mengemukakan, hingga kini belum ada pabrik pengolahan tuna. Selain itu, penyaluran kredit bagi nelayan masih sangat minim sehingga sulit meningkatkan kapasitas produksi.
Petaka Birahi Ikan Tuna
Petaka birahi ikan tuna menjadi salah satu bagian tersulit untuk diatasi dalam program riset budidaya ikan konsumsi paling bernilai ekonomi ini. Sepasang tuna yang birahi senantiasa kejar-kejaran dan kerap berubah menjadi petaka ketika menabrak dinding bak beton hingga mati.
45 hari
Kesulitan itulah yang dihadapi Balai Riset Perikanan Budidaya Laut pada Kementerian Kelautan dan Perikanan di Pantai Gondol, Buleleng, Bali.
Sejak 2003, para periset di balai tersebut mengadakan riset pembenihan ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares).
”Pembenihan ikan tuna sangat penting karena eksploitasinya berlebihan. Ini terlihat dari bobot tangkapan ikan tuna yang semakin merosot,” kata Kepala Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut I Nyoman Adiasmara Giri, Kamis (22/7).
Giri ketika itu menerima kunjungan sejumlah wartawan yang sedang meliput rangkaian konferensi Asosiasi Biologi Tropika dan Konservasi (ATBC) di Bali, 20-23 Juli 2010. Giri menunjukkan salah satu kegiatan riset pembenihan ikan tuna.
Sebanyak 30 ikan tuna dengan bobot sampai 70 kilogram dan berusia sekitar tiga tahun ditampung di bak beton berbentuk silinder.
Volume bak air laut itu sekitar 1.500 meter kubik, berdiameter 12 meter dengan kedalaman 8 meter.
Bangunan itu hibah dari Jepang dalam program Overseas Fishery Cooperation Foundation (OFCF) 2001-2005. Menurut peneliti senior Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gede Suwarthama Sumiarsa, Jepang memulai riset budidaya ikan tuna sejak 40 tahun lalu.
”Jepang sudah berhasil membudidayakan sampai generasi ikan tuna memperoleh cucu. Namun, Jepang tetap menutup rahasia keberhasilan budidayanya kepada kami,” kata Gede.
Kesulitan mengatasi matinya ikan-ikan tuna akibat menabrak dinding bak masih dilengkapi dengan kegagalan membesarkan larva ikan tuna.
Membesarkan larva ikan tuna merupakan kesulitan tersendiri. Para periset baru bisa mempertahankan hidup anak ikan tuna tersebut maksimal hanya sampai 45 hari.
”Kami memproyeksikan pada 2014-2015 berhasil mengatasi masalah ini,” kata Giri.
Sesuai siklus musim kawin, menurut Giri, semestinya sekitar Agustus menjadi musim kawin ikan tuna. Para periset akan terus mengawasi melalui kaca transparan di salah satu sisi dinding bak tersebut.
”Jika pemijahan terjadi, telur-telur akan mengapung. Dalam waktu sekitar 18 jam akan segera menetas,” kata Giri.
Telur-telur ikan tuna yang mengapung segera ditampung ke dalam bak terpisah berukuran 200 liter. Bak itu dilengkapi dengan peralatan aerasi dan dijaga temperatur alaminya 27 sampai 28 derajat celsius.
”Selama ini penyebab kematiannya akibat serangan virus Viral Nervous Necrosis (VNN),” kata Giri.
Gejala umum akibat serangan virus tersebut adalah kehilangan nafsu makan. Virus VNN juga paling banyak menyerang benih ikan kerapu.
Kemampuan menangani benih ikan tuna berbeda dengan ikan kerapu. Ini ditunjukkan dengan keberhasilan balai riset di Bali utara itu hingga kini sudah berhasil membenihkan ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus) untuk dibudidayakan secara komersial.
Pada 2009, benih kerapu sunu atau kerapu bebek berhasil diekspor hingga mencapai 3.200 ekor, sedangkan untuk domestik mencapai 4.200 ekor.
Tidak hanya kerapu, keberhasilan pembenihan ternyata juga pada banyak komoditas lain, meliputi kerang abalone (Haliotis squamata), tiram mutiara (Pinctada maxima), kakap merah (Lutjanus sebae), ikan golden trevally (Gnathanodons specious Forsskall), kepiting bakau (Scyila paramamosain), rajungan (Portunus pelagicus), capungan banggai (Pterapogon kauderni), dan juga ikan hias nemo atau clown fish (Amphiprion ocellaris).
Sekarang, keberhasilan pembenihan ikan tuna masih ditunggu. Tentu pula keberhasilan menanggulangi petaka birahi bagi ikan-ikan tuna supaya tidak lagi celaka menabrak dinding bak.
Pembuatan Kolam Terpal Untuk Lele (1)
Setelah perkenalan dan analisa usaha pembesaran ikan lele di kolam terpal, sekarang gw coba untuk sedikit menjelaskan cara pembuatan kolam terpalnya. Penjelasan ini sesuai dengan apa yang saya lakukan sendiri, sehingga mungkin ada beberapa perbedaan dengan orang2 yang sudah pernah membuat kolam serupa or perbedaan dengan apa yang sudah di jelaskan di blog2 lain.
Apa saja yang di perlukan untuk membuat kolam terpal?
1. Lahan, usahakan lahan yang sedikit rindang, tapi jangan langsung di bawah pohon.
2. Terpal, berukuran ukuran 4x5. yang gw pake adalah terpal jenis A3, lebih tebal. Tapi gw
juga pernah ngeliat beberapa kolam sejenis dengan terpal yang lebih tipis. Jadi, gw pikir itu
pun bisa di pakai untuk menghemat biaya.
3. Bambu, diperlukan bambu yang dibelah besar. dengan ukuran 2,2 meter sebanyak kurang
lebih 10 belahan, dan ukuran 3,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan.
4. Tiang patok, diperlukan kayu yang nantinya bakal tumbuh agar bisa bertahan lama, seperti
tanaman Hanjuang or apa sajalah yang kuat . Jangan menggunakan bambu karena masa
pakainya terbatas.
5. Paku, digunakan untuk memaku belahan bambu ke patoknya.
6. Kawat, digunakan untuk mengikat terpal ke patok/bambu.
Cara pembuatan :
Setelah semua bahan tersedia, terlebih dulu ratakan tanah yang akan di pakai untuk mendirikan kolam terpal, jangan sampai ada benda tajam di atasnya. Lalu dirikanlah patok di empat sudut berbeda dengan ukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter. Kemudian pasang belahan bambu 2,2 m untuk lebarnya dengan menggunakan paku, dan belahan bambu 3,2 m untuk panjangnya. pasang agak merapat agar rangka kolam kuat, setelah semua terpasang, maka terpal dapat dipasang membentuk segi empat di dalam rangka tersebut. Ujung terpal di ikat kuat2 dengan kawat ke patok. Karena nantinya terpal akan diisi air, maka pastikan rangka kolam terpasang dengan kuat.
Selamat mencoba!!!
Apa saja yang di perlukan untuk membuat kolam terpal?
1. Lahan, usahakan lahan yang sedikit rindang, tapi jangan langsung di bawah pohon.
2. Terpal, berukuran ukuran 4x5. yang gw pake adalah terpal jenis A3, lebih tebal. Tapi gw
juga pernah ngeliat beberapa kolam sejenis dengan terpal yang lebih tipis. Jadi, gw pikir itu
pun bisa di pakai untuk menghemat biaya.
3. Bambu, diperlukan bambu yang dibelah besar. dengan ukuran 2,2 meter sebanyak kurang
lebih 10 belahan, dan ukuran 3,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan.
4. Tiang patok, diperlukan kayu yang nantinya bakal tumbuh agar bisa bertahan lama, seperti
tanaman Hanjuang or apa sajalah yang kuat . Jangan menggunakan bambu karena masa
pakainya terbatas.
5. Paku, digunakan untuk memaku belahan bambu ke patoknya.
6. Kawat, digunakan untuk mengikat terpal ke patok/bambu.
Cara pembuatan :
Setelah semua bahan tersedia, terlebih dulu ratakan tanah yang akan di pakai untuk mendirikan kolam terpal, jangan sampai ada benda tajam di atasnya. Lalu dirikanlah patok di empat sudut berbeda dengan ukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter. Kemudian pasang belahan bambu 2,2 m untuk lebarnya dengan menggunakan paku, dan belahan bambu 3,2 m untuk panjangnya. pasang agak merapat agar rangka kolam kuat, setelah semua terpasang, maka terpal dapat dipasang membentuk segi empat di dalam rangka tersebut. Ujung terpal di ikat kuat2 dengan kawat ke patok. Karena nantinya terpal akan diisi air, maka pastikan rangka kolam terpasang dengan kuat.
Selamat mencoba!!!
Langganan:
Postingan (Atom)